Langit yang Tak Pernah Sama

Description

"Langit yang Tak Pernah Sama" adalah kumpulan cerita pendek yang menggugah hati, menghadirkan kisah-kisah tentang kehilangan, luka batin, dan upaya manusia untuk berdamai dengan takdir. Setiap cerita di dalam buku ini menjelajahi ragam emosi manusia—rasa bersalah, cinta yang tak selesai, pengkhianatan, hingga kekuatan untuk bertahan dan memaafkan. Cerita pertama, yang menjadi poros utama buku ini, berkisah tentang Dion Mahesa, satu-satunya penyintas kecelakaan pesawat tragis di pegunungan Seram. Dion harus menghadapi trauma dan rasa bersalah mendalam karena selamat sementara puluhan nyawa lain melayang. Proses pemulihan Dion bukan hanya melalui terapi medis, melainkan juga lewat seni dan langkah-langkah kecil untuk memberikan makna pada hidupnya yang tersisa—menulis surat kepada keluarga korban, menjadi relawan kemanusiaan, dan belajar menerima luka sebagai bagian dari hidup. Cerita-cerita lain dalam buku ini melanjutkan eksplorasi tema yang serupa, seperti cinta yang tak terucap, pasangan yang tak mampu bertahan meski masih saling mencintai, kebohongan yang dibungkus rapi dalam rumah tangga, dan orang-orang biasa dengan keteguhan luar biasa seperti Bu Saminah yang tetap menjual nasi uduk seharga seribu rupiah demi membantu sesama. Ditulis dengan gaya puitis, menyentuh, dan realis, buku ini mengajak pembaca merenung bahwa langit dalam hidup kita memang tak pernah benar-benar sama—selalu berubah, kadang kelam, kadang cerah. Namun dalam setiap perubahan itu, selalu ada harapan yang bisa disemai. "Langit yang Tak Pernah Sama" adalah bacaan yang penuh makna, tentang manusia, kehilangan, dan usaha untuk tetap menjadi utuh meski telah retak.